Jumat, 31 Desember 2010

PENGUKURAN TEKNIK ( macam-macam alat ukur )


Macam – Macam Alat Ukur

A.   Alat-alat ukur
Alat ukur (measuring tool) merupakan suatu alat untuk mengetahui besaran baik itu besaran, ukuran atau dimensi dan kondisi fisik suatu komponen. Sacara umum alat ukur yang sering digunakan terdiri atas alat ukur mekanik dan alat ukur listrik.
1. Alat Ukur Mekanik
Alat ukur mekanik adalah alat ukur yang biasanya digunakan untuk mengetahui ukuran atau dimensi dan kondisi fisik suatu komponen seperti panjang, lebar, tinggi, kerataan, dan sebagainya. Dalam penggunaannya pembacaan hasil pengukuran dengan alat ukur mekanik dapat langsung dibaca pada skala alat ukurnya atau dengan bantuan alat ukur lain yang memiliki skala ukur. Adapun alat ukur mekanik diantaranya adalah:

a.   Mistar Baja
Mistar baja digunakan di bengkel untuk panjang, lebar atau tebal suatu benda. Mistar baja juga bisa dipakai menggantikan straight edge untuk memeriksa kerataan, misalnya kerataan kepala silindermotor/mobil. Permukaan dan bagian sisi rata mistar baja terdapat guratan-guratan sebagai sisi ukur. Untuk ukuran metrik : 1 cm dibagi dalam 10 bagian atau 20 bagian yang sama, sedangkanpada ukuran inchi/ dim, 1 inchi dibagi menjadi 16 atau 32 bagian sehingga berjarak 1/8”, 1/16”, 1/32”. Selain mistar baja, di bengkel juga sering digunakan mistar gulung untuk mengukur bagian yang cembung, menyudut, cekung dan benda-benda yang panjang dan tak bisa diukur dengan mistar baja.  

tools 007






Gambar 1.31 Mistar baja

b.   Straight Edge
Straight edge merupakan alat ukur untuk mengukur kerataan atau kebengkokan permukaan dari suatu komponen. Bentuk straight edge tampak seperti mistar baja, tetapi tidak terdapat skala ukuran pada permukaannya serta lebih tebal. Dalam bidang otomotif, straight edge digunakan misalnya untuk mengukur kerataan permukaan blok silinder dan kepala silinder sepeda motor atau mobil. Untuk mengetahui kerataan dan keausan dari plat penekan, masukkan feeler gauge ukuran tertentu di antara permukaan plat dan straight edge .
tools 008









Gambar 1.32 Straight edge


c.    Kunci Momen
Kunci momen (torgue wrench) digunakan untuk mengukur gaya punter pada baut dan mur agar mencapai momen kekencangan tertentu. Jenis kunci momen yang ada terdiri atas model deflecting beam (batang jarum), model dial indicator, dan model setting micrometer. Kunci momen model deflecting beam, menunjukkan besar ukuran momen kekencangan oleh sebuah batang penunjuk. Batang oenunjuk akan bergerak dan menunjuk pada skala tertentu seiring dengan besarnya momen pengencangan yang dilakukan. Pada model lain, momen kekencangan yang diinginkan dapat diatur dengan cara menyetel ukuran kekencangan (setting micrometer) pada tangkai kunci momen. Kunci shock dengan ukuran tertentu mengencangkan baut atau mur.
tools 009







Gambar 1.33 Kunci momen

Agar kunci momen dapat digunakan sesuai fungsinya, pada tahap awal pengerasan sebuah baut atau mur gunakanlah kunci biasa seperti kunci ring, pas atau shock. Kunci momen hanya dipakai pada pengerasan akhir serta mengetahui besarnya momen kekencangan yang diharapkan sesuai spesifikasi kekencangan baut atau mur. Contoh penggunaan kunci momen misalnya pada penyetelan baut kepala silinder dan baut-baut pada unit differensial (pada mobil). Penyetelan momen kekencangan baut/mur yang baik dilakukan secara bertahap sampai diperoleh momen kekencangan yang sesuai.
Cara menggunakan kunci momen adalah kepala kunci momen ditahan agar kunci shock tetap pada posisi yang benar sambil menarik gagang kunci momen searah jarum jam.
Setiap kunci momemn memiliki momen maksimum (maximum torque), yang merupakan batas tertinggi kekencangan yang dapat diukur oleh kunci momen. Agar penggunaannya sesuai dengan fungsinya dan supaya alat ini tetap awet, gunakan kunci momen dengan ukuran kekencangan di bawah batas maksimum momen kekencangannya. Untuk ukuran kekencangan baut atau mur yang lebih besar, mekanik dapat menggunakan kunci momen lain dengan momen maksimum lebih besar.
tools 009







Gambar 1.34 Penggunaan Kunci momen

d.   Dial Indicator
Dial indikator digunakan untuk mengukur atau memeriksa karataan, kesejajaran, kebundaran, kehalusan, kebengkokan, kelurusan, dan ketirusan dari suatu benda. Dial indicator dapat melakukan pengukuran dengan ketelitian hingga mencapai 0,0005 mm.
tools 016





Gambar 1.42
     Dial indikator

Konstruksi sebuah alat dial indikator seperti terlihat pada gambar di atas, terdiri atas jam ukur (dial gauge) yang di lengkapi dengan alat penopang seperti blok alas magnet, batang penyangga, penjepit, dan baut penjepit. Skala dan ring dial indikator dapat berputar ke angka 0 agar lurus dengan penunjuk. Penghitung putaran ukur jam berfungsi menghitung jumlah putaran penunjuk. Ukuran yang dapat dibaca oleh sebuah dial indikator ditentukan oleh besar garis tengahnya, kemampuan putaran, dan jarak pembagian garis ukuran. Pada dial indikator jarak garis ukurannya berbeda-beda seperti 0,0005mm, 0,002mm, dan 0,001mm.  
Yang perlu diperhatikan dalam menggunakan dial indicator adalah keadaan permukaan benda yang akan diukur harus bersih, posisi spindel dial (ujung peraba) tegak lurus pada permukaan komponen yang diperiksa, dan metode pengukuran yang digunakan.
Adapun metode pengukuran yang digunakan dial indikator adalah sebagai berikut:
-      benda kerja yang dipindahkan, dial indikator tetap pada posisi diam.
-      Dial indikator yang dipindahkan, benda kerja tetap pada posisi diam.
-      Benda kerja diputar, dial indikator tetap pada posisi diam.
-      dial-krank







Gambar 1.42a salah satu bentuk penggunaan dial indikator    untukmengukur kebengkokan poros engkol sepeda motor


Salah satu cara alignment sepasang mesin, dengan cara mengunakan “dial indicator”. dan dengan cara apapun, keahlihan tetap diperlukan untuk mendapatkan hasil yang akurat. Maka pemahaman,latihan dan ketrampilan sangat diperlukan.
Metoda indicator ada 2 cara antara lain :
I.  Rim & face dial indicator : kedua poros diputar bersamaan
II. Reverse dial indicator     : cukup memutar salah satu poros.
(Dengan Cara kalkulasi : matematis atau grafis)
                       Posisi dial
                                           Reverse                             Rim & face
Metode dial indicator adalah metode yang paling banyak di lakukan, karena ketelitian cukup dapat dipertanggung-jawabkan, terutama jika dilakukan dengan professional. Dan harga alat relatif murah.
# cara lain : 
penggaris/mistar, lehih murah, mudah tapi sangat kasar.
optical, laser, lebih akurat, mudak tapi peralatan mahal, sehingga untuk pabrik dengan banyak mesin menjadi sangat ekonomis.
Keuntungan metode Dial:
1. Metode ini cukup akurat.
2. Cukup efisien untuk poros berdiameter besar maupun kecil
3. Dengan menggambar atau mudah melihat posisi kedua poros
4. Dapat dilakukan untuk kedua poros yang dapat diputar ataupun hanya satu
5. Alat cukup murah dibanding alat lacer atau alat lain,
6. Mudah di gambar, dibuat perhitungan - perhitungan, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan lebih cepat .
7. Cukup sesuai untuk mesin - mesin besar, putaran tinggi
Kerugian2 :
1. Mengerjakanya harus sangat teliti / hati2, pemasangan dial harus kokoh, sehingga            dapat dihindari salah baca / salah penunjukan.
2. Toleransi, run-out, sag harus diketahui atau di chek dulu.
3. Jika permukaan kopling tidak rata atau run-out nya besar, maka  penunjukan dial indicator menjadi tidak sebenarnya, sehingga selanjutnya  perhitungan2 menjadi salah.
4. Aksial clearence sangat mempengaruhi kesalahan.
Membaca dial merupakan hal yang paling dasar yang harus dipahami dan dimengerti oleh pelaksana, hasil bacaan salah akan mengakibatkan hasil salah & fatal.
Kesalahan seperti dibahas dihalaman depan banyak sebab mengapa penunjukan bisa salah.
Kesalahan utama di golongkan sebagai berikut :
· Pemasangan dial tidak kokoh : kendor, ada sag, tidak sejajar, posisi tidak tepat
· Kesahan pada alat  ada histiris, tidak lancar naik-turun plunjer
· Pemahaman membaca dial salah, terbalik-balik, pemahaman skala salah sehingga hasil perhitungan atau penggambaran salah.
Metode Rim & Face
Pasanglah pemegang dial pada mesin yang mudah diputar dan dial-indicator jarum menunjuk pada face (muka) dan rim (lingkar kopling) pada mesin yang diam. Semua langkah prealignment ABC ( run-out, soft-foot, sag, safety,)  tsb. diatas sudah dilakukan.
Persiapan.
Untuk perhitungan cara matematis maupun grafis, harus diambil ukuran :
· Jarak antara kopling diambil dari titik jarum menunjuk = c
· Jarak kaki mesin2, atau jarak baut kaki. = a, b, d, e
· Diameter lingkaran kopling yang dilalui jarum dial
· Siapkan alat tulis atau kertas-millimeter
· Lakukan langkah  persiapan seperti tsb. diatas : check soft foot, run out, sag, pipe strain, dll.
· Periksalah semua peralatan yang diperlukan dalam kondisi baik.
· Pasanglah pemegang / bracket pada mesin yang mudah diputar, cukup kokoh tidak goyang atau kendor, agar tidak terjadi salah baca atau salah tunjuk.
· Pemasangan seperti gambar, bracket pada salah satu poros mesin dan dial ke muka dan lingkaran kopling mesin lain.
· Reset pada angka 0 dial-indicator ke posisi jam 12
· Jika memungkinkan putar kedua kopling bersamaan, untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.
· Putarlah poros dan bracket dengan pelan ke posisi jam 3, 6 & 9 . catat pengukuran ini bisa (positif atau negatif)
· Kembali ke posisi jam 12 (seharusnya dial akan menunjuk  ke 0 lagi), jika tidak kembali 0 berarti ada kesalahan tertentu.
· Untuk mendapatkan hasil yang lebih teliti, pengukuran harus dilakukan 2 s/d 4 kali, kemudian di rata2.
· Untuk koreksi posisi. Pilihlah mesin yang mudah digeser, dan yang paling sedikit ekses teknis, misal : tidak menimbulkan pipe strain.
Perhitungan cara ini ada dua macam, yaitu matematis dan grafis dan akan dibahas pada bab2 berikut.
Keuntungan cara Rim & Face
1. Cukup satu poros’shaft yang perlu di putar, sehingga sangat baik untuk me-align pasangan mesin dimana salah satunya sulit diputar ataupun mesin yang tidak memiliki thrust bearing.
2. Baik untuk alignment motor listrik tidak memiliki bearing aksial, tidak perlu diputar, karena jika diputar dapat menimbulkan kesalahan penunjukan dial-indicator.
3. Cukup cocok untuk kopling dengan diameter besar, karena ada ruang untuk penempatan dial-indicator
4. Dengan mudah bisa melihat/menggambarkan posisi poros.
Kerugian
1. Sulit mendapatkan data yang akurat pada muka kopling jika rotor mempunyai thrust bearing yang hydrodinamis, karena permindahan aksial.
2. Sulit juga untuk motor listrik yang tidak mempunyai thrust bearing, karena jika di putar akan lari kearah aksial atau maju-mundur.
3. Biasanya memerlukan melepas spool kopling.
4. Agak sulit digambar untuk kalkulasi perpindahan.
                                                     Memasang dial ganda.
                                                  Dial ganda
Dengan memasang dua pasang seperti gambar diatas adalah cara yang sangat cerdik untuk menghemat waktu. Dengan sekali putar menghasilkan dua penunjukan kemudian di rata2, sehingga menghasilkan angka yang lebih teliti, tetapi harus lebih hati2 dalam mencatat dan kalkulasi agar tidak terjadi
A. Formula Matematis Rim & Face
Untuk melakukan alignment dapat dikalkulasi secara matematis. Putarlah kedua mesin jika memungkinkan tapi jika tidak mungkin sebaiknya pasanglah dial pada mesin yang mudah diputar, jarum pada mesin yang akan direposisi
Perhitungan
F =  Pengukuran diambil pada permukaan kopling di jam 6.
H =  Diameter kopling , pengukuran  diambil pada permukaan kopling .Y = setengah nilai dari pembacaan dial, dimana bracket dipasang pada shaft driver, dan pengukuran diambil dari shaft driven unit
Rumus diatas hanya pilih salah satu ,yaitu mesin yang mudah direposisi : apakah motor atau pompa.
                               Rim face dial
                                              Contoh perhitungan matematis
Vertical F = (+2 - 0)     = +2   (bawah - atas)
  Y = (-13 - 0)/2 = - 6 1/2
A = 240 mm jarak dari titik pengukuran dial indicator di hub kopling pompa kekaki motor OBdr (outboard)
B = 130 mm jarak dari titik pengukuran dial indicator di hub kopling pompa kekaki motor IBdr (inboard)
C = 30 mm jarak dari hub ke hub kopling (diukur dari titk ke titik dial)
D = 130 mm jarak dari titik pengukuran dial indicator di hub kopling motor kekaki pompa IBdr (inboard)
E = 240 mm jarak dari titik pengukuran dial indicator di hub kopling motor kekaki pompa OBdr (outboard)
H = 50 mm diameter hub kopling ( diukur lintasan dial indicator)
Dengan rumus diatas kita masukan harga2 tsb. kita cukup memilih salah satu mesin yangakan di reposisi, terutama dipilih yang mudah dan tidak ada hambatan pipe strain, atau hambatan lainnya.
Petunjuk.
· Pemasangan dial indicator harus cukup kokoh, tidak goyang atau tidak berubah saat di kopling diputar.
· Pengukuran2 harus diukur secara sangat teliti.
· Pengukuran dengan dial indictor perlu dilakukan beberapa kali, kemudian harga di-rata2
Contoh matematis
horizontal
Horizontal
Catatan : pilihlah salah satu mesin saja yang akan di reposisi 

Vertical
Vertical
Dari hasil tsb. dalam table maka kita melakukan  reposisi :
Vertical
                          Kanan kiri
                                                           Horizontal
Dari hasil tsb. dalam table maka kita melakukan  reposisi :
Vertical
Selanjutnya jika kita ingin melakukan vertical  reposisi motor sbb:
IBdr (inboard driver =kaki dalam motor) menambah shim = 11,7 mm
OBdr (outboard driver =kaki luar motor) menambah shim = 16,1mm
Jika yang direposisi vertical pompa :
IBdn (inboard driven=kaki dalam pompa) mengurangi shim = 2,5 mm
OBdn (outboard driven =kaki luar pompa) menambah shim = 1,9 mm
Untuk Horizontal reposisi motor :
IBdr (inboard driver =kaki dalam motor) menggeser kekiri = 0,5 mm
OBdr (outboard driver =kaki luar motor) menggeser kekiri = 0,5mm
Horizontal reposisi pompa :
IBdn (inboard driven/ pompa) menggeser kekanan = 0,5mm
OBdn (outboard driven/ pompa) menggeser kekanan = 0,5 mm
Catatan:
cara tsb diatas relative cocok untuk mealignment:
1.dua mesin yang salah satunya sulit/tidak dapat diputar porosnya.
2.dua mesin yang salah satunya tidak dipasang thrust bearing sehingga jika diputar porosnya bergerak banyak kearah axial (mengacaukan pembacaan dial)
3. Perlu tahu anatomi mesin, terutama susunan bearing, koneksi mesin, jenis kopling, clearence beraing&kopling, center-point motor dll.
                                          [Konstruksi+Dial+Indikator.bmp]

e.   Cylinder Bore Gauge
Cylinder bore gauge termasuk dalam jenis alat ukur yang menggunakan jam ukur (dial gauge). Dalam pengukuran komponen-komponen otomotif, alat ini biasanya digunakan untuk mengukur diameter silinder dan komponen lain secara teliti. Diameter daerah pengukuran yang dapat dijangkau oleh cylinder bore gauge berkisar antara 50 mm sampai dengan 300 mm.
tools 017





Gambar 1.43 Cylinder bore gauge



Seperti terlihat pada gambar di atas konstruksi alat ini terdiri dari sebuah jam ukur dan pada ujung lain terdapar runcing pengukur (measuring point). Adapun komponen lain adalah cincin pengganti (replacement washer) dan batang pengganti (replacement rod). Kedua kompenen ini baik cincin pengganti maupun batang pengganti tealah memiliki spesifikasi ukuran tertentu. Oleh karana itu, kejelian dalam memilih spesifikasi ukuran kedua komponen ini sangat membantu dan mempermudah kita dalam melakukan pengukuran itu sendiri.
Contoh penggunaan cylinder bore gauge adalah dalam pengukuran diameter silinder. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengukur diameter silinder dengan jangka sorong (vernier caliper) untuk mengetahui ukuran dari silinder dan untuk pemilihan spesifikasi cincin pengganti dan batang pengganti. Selanjutnya, lihat angka di belakang koma jangka sorong apakah lebih besar atau lebih kecil dari 0,5 mm. Misalnya setelah dilakukan pengukuran hasil akhir pengukurannya diketahui diameter silinder adalah 52,86 mm, maka pilihan untuk batang pengganti adalah spesifikasi 50 mm, sedangkan cincin pengganti adalah 3 mm. Bila hasil pengukuran dengan jangka sorong dalam pengukuran ini adalah 52,22 mm maka alternative pilihan batang pengganti adalah ukuran 50 mm dan cincin pengganti 2 mm.
Tetapi, bila setelah pemilihan hasil pengukuran pertama dari cincin pengganti 3 mm dan batang pengganti 50 mm, maka langkah selanjutnya adalah kalibrasi cylinder bore gauge dengan menggunakan micrometer luar (outside micrometer). Caranya adalah micrometer luar diset pada ukuran 52,86 mm. Tempatkan batang pengganti dan runcing pengukur ke dalam micrometer luar tersebut dan dial gauge alat ini diset pada nol ke jarum penunjukannya.
tools 017








       Gambar 1.44 Penggunaan Cylinder bore gauge pada
            silinder

Seperti terlihat pada gambar di atas, cylinder bore gauge dimasukkan ke dalam silinder yang hendak di ukur, gerakkan cylinder bore gauge secara perlahan-lahan sampai diperoleh hasil angka pengukuran terkecil. Misalnya diperoleh angka pengukuran terkecil 0,03 mm, hal ini berarti diameter silinder yang diukur tersebut 0,03 lebih kecil dari 52,86 mm. Dengan demikian, hasil pengukuran adalah 52,83 mm (52,86 – 0,03 mm).

f.     Feeler Gauge
Feeler gauge atau lidah ukur sering dipakai untuk mengukur celah yang sulit dijangkau oleh alat ukur lainnya, misalnya celah katup, celah bantalan, celah samping ring piston, dsb. Feeler gauge sering juga disebut dengan thicknes gauge. Alat ini terdiri dari beberapa lembaran baja tipis yang memiliki presisi ukuran sampai 0,01 mm. Umumnya thicknes gauge memiliki ketebalan antara 0,03 mm sampai 1,00 mm.
tools 005











Gambar 1.45 feeler Gauge
Cara menggunaka feeler gauge sangat mudah, yaitu dengan menyisipkan bilah atau lembar feeler gauge ukuran tertentu di antara dua komponen yang akan diukur. Bila feeler gauge terasa mudah masuk dan keluar, hal tersebut menunjukkan bahwa ukuran celah tersebut masih belum sesuai.
Gantilah ukuran feeler gauge dengan lembaran yang berbeda hingga dirasakan ukuran adanya hambatan berupa gesekan antara lembar feeler gauge dengan sisi komponen yang diukur saat ditarik keluar. Ukuran tebal feeler gauge sama dengan besar celah di antara dua komponen tersebut.
         
g.   Screw Picth Gauge
Merupakan alat yang digunakan untuk mengukur jarak ulir baut. Sama seperti feeler gauge, satu set alat ini terdiri dari beberapa bilah dengan bentuk yang berbeda. Ukuran setiap bilah tercantm pada tiap bilahnya.

tools 019





tools 019





Gambar 1.46 screw pitch gauge
dan penggunaannya


h.   Hidrometer
Hydrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur berat jenis elektrolit dalam aki. Ketika aki digunakan untuk starter, lampu, dan sebagainya, terjadi reaksi pengosongan atau baterai mengeluarkan arus listrik yang menyebabkan asam sulfat (H2So4) sedikit demi sedikit berubah menjadi H2O. Akibatnya berat jenis turun karena konsentrasi elektrolitnya berkurang. Bentuk sebuah hidrometer lengkap dengan pengukur aero dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

hidrometer








             ggambar 1.47 Hidrometer


Untuk mengukur berat jenis baterai, masukkan hidrometer ke dalam sel baterai, lalu hisaplah elektrolit ke dalam tabung gelas hidrometer sampai pelampung tidak menyentuh tabung gelas. Bacalah hasil berat jenis elektorlit setinggi mata.
hidrometer

Gambar 1.48 Pengukuran
Berat jenis elektrolit yang diijinkan untuk aki antara 1,220 – 1,229. bila aki dalam keadaan isi penuh, berat jenisnya harus 1,26 sampai 1,28 pada suhu 20°C. Jika ditemukan berat jenis elektrolit dari hasil pengukuran kurang dari 1,220, maka hal yang perlu dilakukan adalah aki perlu diisi atau di-charge sampai penuh. Namun bila berat jenis aki melebihi batas maksimum atau di atas 1,290 maka tambahkan air suling untuk menurunkan berat jenis aki sampai kondisi normal.

i.     Pengukur Tekanan kompresi (Compression Tester)
Untuk mengukur tekanan kompresi piston digunakan Compression tester. Alat ini dibedakan menjadi pengukur tekanan kompresi untuk motor bensin dan pengukur tekanan kompresi motor diesel. Manometer pada alat ini berfungsi untuk menunjukkan besar tekanan kompresi silinder ketika dilakukan pengukuran.
kompression-tester








Gambar 1.49 Compression Tester

Di dalam manometer terdapat jarum penunjuk dan skala tekanan kompresi dalam beberapa satuan ukuran. Gambar model alat pengukur tekanan kompresi ddan cara penggunaan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
kompression-tester








Gambar 1.50 Pengukuran tekanan kompresi
Prosedur pengukuran tekanan kompresi adalah sebagai berikut :
-      Lepaskan busi dari rumahnya, masukkan ujung slang compression tester pada rumah busi
-      Starter mesin beberapa saat sampai mesin berputar 200 rpm, lalu baca besar tekanan kompresi pada manometer
-      Tekanan kompresi yang rendah menunjukkan ring piston yang aus, kebocoran pada packing, dan penyetelan celah katup yang terlalu renggang.
j. Busur Bilah
Alat ini juga disebut pengukur sudut universal yang digunakan untuk mengukur sudut secara langsung dapat mengtahui hargannya. Derajat ketelitian yang dapat dicapai sampai 5 menit. Dan daerah ukurnya adalah 360 derajat.
Alat ukur ini terdiri dari dua buah bilah ukur dan dua piringan yang berskala. Bilah satu melekat pada piringan ke satu yang berskala derajat yang biasa disebut dengan skala utama. Skala derajat ini melingkar pada tepi piringan 360 derajat dengan angka skala dari 0°  lalu ke kanan dan ke kiri sampai 90° lalu dari 90° ini diteruskan ke kanan sampai 0° lagi. Bilah ke dua melekat pada piringan ke dua yang mempunyai skala nonius. Skala nonius ini juga ditulis ke kanan dan ke kiri yang masing-masing terdiri dari 23 skala utama lalu dibagi lagi menjadi 12 bagian skala nonius , sehingga tiap bagian dari skala nonius ini berharga 23/12= 1° 55’ ( satu derajat lima puluh lima menit ). Skala nonius ditulis kekanan dan kekiri sama banyaknya yaitu dari 0,15,30,45,60.
2.   Alat Ukur Elektrik
Alat ukur listrik adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur besaran listrik seperti tegangan (V), Arus (I), tahanan (Ω) dan daya (W). alat ukur listrik yang biasa digunakan pada bengkel otomotif adalah multimeter/ Avometer (Ampere-Volt-Ohm meter).

a.   Ampreremeter
tools 024





Gambar 1.51 Amperemeter
Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur besar arus listrik pada jaringan atau instalasi kelistrikan. Pemakaian amperemeter yang benar adalah dihubungkan secara seri dengan rangkaian yang hendak diukur arusnya.
pengg-amperemeter







Gambar 1.52 Penggunaan Amperemeter

Tahanan dalam amperemeter sangat kecil sehingga apabila dihubungkan secara paralel pada pengukuran arus listrik akan terjadi hubungan singkat yang mengakibatkan rrusaknya amperemeter.
Sebagai contoh lihat gambar 1.52, amperemeter, amperemeter akan digunakan untuk mengukur kuat arus aki sebuah sepeda motor. Tidak dibenarkan menghubungkan langsung terminal positif aki dengan salah satu kabel terminal amperemeter dan menghubungkan kabel terminal amperemeter lain dengan terminal negatif aki (dihubungkan secara paralel). Penyambungan secara langsung ini akan mengakibatkan terjadinya hubungan singkat yang menyebabkan kerusakan pada amperemeter.
Jika hendak mengukur arus aki, terlebih dahulu harus memeriksa rangkaian listrik sepeda motor seperti sistem penerangan, klakson, dan sebagainya yang menggunakan aki sebagai sumber arus, baru kemudian dapat diukur arus baterai yang dipakai untuk sistem penerangan itu. Penggunaan amperemeter yang benar adalah dengan menghubungkan terminal negatif amperemeter pada kabel arus positif aki. Kemudian hubungkan terminal positif amperemeter dengan kabel sistem penerangan.

b.   Voltmeter
Voltmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur besar tegangan listrik yang mengalir dalam sebuah rangkaian listrik pada sebuah sumber arus seperti aki, generator, alternator, dan sebagainya.
Berbeda dengan amperemeter yang dihubungkan secara seri, penggunaan voltmeter dilakukan dengan menghubungkan secara paralel terhadap kedua ujung rangkaiannya. Terminal positif voltmeter dihubungkan dengan sumber arus listrik, sedangkan terminal negative dihubungkan dengan massa atau terminal negative.

Voltmeter






Gambar 1.53 Voltmeter

Voltmeter





Gambar 1.54 Penggunaan Voltmeter



Pada contoh pengukuran seperti pada gambar di atas, untuk mengetahui besarnya arus listrik yang mengalir pada rangkaian sistem penerangan maka prosedur pengukurannya dengan menghubungkan kabel terminal positif voltmeter pada kabel arus sistem penerangan. Sedangkan kabel negatif voltmeter dihubungkan dengan massa atau terminal negatif aki.

c.    Ohm-meter
Ohmmeter adalah alat pengukur hambatan atau tahanan suatu komponen. Pengukuran hambatan ini dilakukan pada saat mesin mati, dalam keadaan tanpa arus listrik, atau sumber arus listriknya telah diputuskan.
ohmmeter





Gambar 1.55 Ohmmeter
Pemakaian ohmmeter yang lama akan membuat baterainya menjadi lemah dan mengakibatkan pembacaan pengukuran menjadi tidak tepat. Sebab itu, ketika dipakai untuk mengukur tahanan suatu rangkaian komponen listrik atau lainnya, terlebih dahulu dilakukan kalibrasi ohmmeter.
Penggunaan ohmmeter untuk pemeriksaan tahanan system kelistrikan otomotif cukup banyak, seperti mengukur tahanan kabel tegangan tinggi, tahanan lilitan dalam alternator, tahanan resistor pada system pengapian konvensional (pada mbil), dsb.
tools 026







Gambar 1.56 salah satu penggunaan ohmmeter

Misalnya pengukuran resistor pada koil pengapian. Selector tahanan alat ohmmeter diarahkan pada nilai tahanan yang sesuai, kemudian hubungkan terminal positif dan negative ohmmeter pada kedua ujung resistor. Bacalah nilai tahanan resistor hasil pengukuran dan sesuaikan dengan spesifikasi pabrik.

d.   Multimeter (AVO)
tools 006








Gambar 1.57 Multimeter


Multitester atau multimeter sering juga disebut AVO meter yang dimana AVO ini merupakan singkatan dari Ampere-Volt-Ohm. Avo meter adalah alat uku yang berfungsi untuk mengukur kuat arus listrik, tegangan dan tahanan rangkaian kelistrikan, dan hubungan singkat komponen system kelistrikan. Terdapat dua jenis multimeter, yaitu jenis digital yang penunjukan hasil pengukurannya langsung dengan angka-angka, dan multimeter analog yang menggunakan jarum penunjuk sebagai penunjuk hasil pengukuran. Multimeter merupakan alat yang peka terhadap medan magnet. Dengan demikian, multimeter tidak boleh disimpan dalam suatu lapangan magnit yang kuat sebab dapat mengurasingi sensitivitas alat ukur. Baterai yang telah habis yang dibiarkan tinggal dalam alat multimeter dapat menyebabkan masuknya elektrolit ke dalam komponen sehingga menyebabkan kerusakan.
tools 027



Gambar 1.58 multimeter digital






multi-analog1









Gambar1.59 Multimeter Analog



Ketika hendak menggunakan multimeter terlebih dahulu selector diarahkan pada pilihan jenis pengukuran yang akan dilakukan misalnya tahanan (Ω), arus (A), voltase (V) dan sesuaikan dengan pilihan range nilai pengukuran tiap-tiap jenispengukuran misalnya 25 V, 50 V, 250 mA, X1 Ω, X10 Ω, lalu kalibrasi agar alat penunjukan ukuran hasil pengukuran dengan tepat. Selanjutnya pembacaan hasil pengukuran pada skala ukur disesuaikan dengan pilihan pengukuran yang diarahkan selector.

motor 2 tak

Prinsip Kerja Motor 2-Tak

Motor 2-Tak
Motor 2 langkah
Pada dasarnya prinsip kerja motor 2-tak sangat simpel/sederhana.  Pada satu siklus pembakaran terjadi dua kali langkah seker/piston. sangat berbeda sekali dengan prinsip kerja motor 4-tak. Pada motor 4-tak terjadi 4 langkah pada satu siklus pembakaran. walaupun sama-sama memiliki 4 proses, langkah isap, langkah tekanan/kompresi, langkah putar/tenaga dan langkah buang. yang diteruskan ke saluran buang atau Knalpot. banyak merk-merk kendaraan bermotor yang sangat digemari ABG yang masih duduk di bangku SMP dan SMA. seperti Honda NSR 2T, Kawasaki Ninja, Yamaha RX King, Suzuki RGR, dan masih banyak lagi.

Titik Mati Atas (TMA) dan Titik Mati Bawah (TMB)
Titik Mati Atas (TMA) dan Titik Mati Bawah (TMB)

Langkah 1 dari TMA ke TMB, Piston bergerak dari TMA ke TMB maka akan terjadi penekanan pada ruang Bilas yang ada di bawah piston. Pada lubang linier terdapat lubang dari Intake dan Exhaust. saat piston bergerak melewati lubang exhaust, gas yang berada pada ruang bakar akan keluar melalui lubang exhaust. saat piston melalui lubang intake maka gas dalam ruang bilas yang terpompa oleh piston akan masuk ke dalam ruang bakar, dan saat langkah ini gas dari sisa pembakaran akan terdorong keluar melalui exhaust.
Langkah 2 dari TMB ke TMA, Piston yang bergerak dari TMB ke TMA akan melakukan penghisapan campuran bahan bakar, udara, dan pelumas (oli samping). setelah piston melewati lubang intake dan lubang exhaust maka piston akan melakukan langkah kompresi yang akan menghasilkan tekanan pada ruang bakar. piston akan terus menekan sampai TMA, dan pada tepat berada di TMA. campuran bahan bakar dan udara yang sudah mendapat tekanan yang dasyat dari piston akan terbakar oleh api yang dipercikkan oleh busi. setelah terjadi ledakan pada ruang bakar maka akan diteruskan ke langkah tenaga, dan tenaga disalurkan ke sistem transmisi.
seperti itulah gambaran prinsip kerja motor 2-tak. hal tersebut terjadi berulang-ulang selama motor masih bekrja. inilah sedikit gambaran prinsip kerja motor 2-tak.